Pasang surutnya air laut erat kaitannya dengan
bulan. Bulan dan
bumi memiliki gravitasinya masing-masing. Kedua gaya gravitasi ini ternyata saling
memengaruhi satu sama lain. Antara pusat bumi dan pusat bulan terjadi gaya
saling tarik menarik akibat gravitasi tersebut. Gaya ini mengakibatkan bumi
sedikit tertarik ke arah bulan. Inilah yang mendasari terjadinya pasang surut
air laut. Kondisi saat air laut naik disebut pasang naik. Kondisi ini
terjadi dua kali, yaitu pada saat bulan purnama dan bulan baru.
Di belahan bumi yang mengalami bulan
purnama, jarak antara air laut dan pusat bulan lebih dekat daripada jarak
antara pusat bumi dengan pusat bulan. Akibatnya, gravitasi bulan menarik air
laut lebih kuat daripada bumi. Ini mengakibatkan air laut sedikit menggembung
terhadap permukaan bumi dan jadilah pasang naik. Sebaliknya, di belahan bumi
yang mengalami bulan baru, jarak air laut dan pusat bulan lebih jauh daripada
jarak antara pusat bumi dengan pusat bulan. Akibatnya, gravitasi bulan menarik
bumi lebih kuat daripada air laut di bagian tersebut. Ini mengakibatkan air
laut juga sedikit menggembung terhadap permukaan bumi dan jadilah pasang naik. Sedangkan
kondisi saat air laut turun disebut pasang surut. Kapan kondisi ini terjadi?
Tentu saja saat bukan bulan purnama maupun bulan baru.
Penggembungan air di bagian yang
mengalami bulan purnama dan bulan baru tentu saja mengambil jatah air dari
belahan bumi lainnya. Karena itulah di belahan bumi lainnya terjadi pasang
surut. Pasang surut terbanyak terjadi saat bulan separuh, karena pada saat
bulan separuh, bagian bumi tersebut berada tepat di tengah bagian yang
mengalami bulan purnama dan bulan baru.
Sumber : Sains.Me
Tidak ada komentar:
Posting Komentar