SELAMAT DATANG dan KAMI SAMPAIKAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA.....SEMOGA BERMANFAAT...

Oktober 27, 2016

Teks dan Sejarah Singkat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober



Sejarah singkat & isi teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016. Bagi bangsa Indonesia setiap tanggal 28 Oktober akan di peringati sebagai puncak peringatan hari Sumpah Pemuda secara nasional. Dan untuk tahun ini Hari sumpah Pemuda akan di peringati pada Kamis 28 Oktober 2016. Untuk itu coba kita pelajari dan telusuri sejarah singkatnya hingga kenapa Hari Sumpah Pemuda di peringati setiap tanggal 28 Oktober.

Seperti di ketahui di masa lalu sebelum merdeka , Bangsa Indonesia yang sangat luas dengan berbagai suku bangsa , budaya , bahasa, agama dan kekakayaan alam yang mlelimpah ruah dan berulang kali akan coba di kuasai bangsa asing atau istilahnya para penjajah.

Setelah sebelumnya bergerak sendiri sendiri tanpa arah kesatuan dengan landasan tersendiri dalam memperjuangkan harkat dan martabat bangsa kita dari kaum penjajah. Akhirnya dengan di awali Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie. Menggelar konggres ini di tiga tempat berbeda.

Konggres yang pertama di gelar Sabtu 27 Oktober 1927 diGedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Sat itu Sugondo Djojopuspito berharap ada alat pemersatu kesatuan Indonesia karena adanya perbedaan sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua 28 Oktober 1928 Gedung Oost-Java Bioscoop yang saat itu usai pertemuan yang mebahas masalah pendidikan oleh Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro untuk mengenalkan pendidikan demokratis.

Hingga akhirnya di konggres yang terakhir di gedung gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, tercapailah rumusan rumusan itu yang di tulis Moehammad Yamin
pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga.Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin sebagai berikut :

PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Sumber : Indoberita.com

Manaqib/Biografi Almaghfurlah KH. Syafi'i bin KH. Abdul Majid Pringlangu Pekalongan

Kyai Syafi’i merupakan ulama’ besar dan menjadi panutan di wilayah Pekalongan. Beliau adalah putra kedua dari pasangan KH. Abdul Majid bin Katijoyo dan Ibu Ruqoyyah. Beliau lahir pada tahun 1908 M di Dukuh Kemisan yang sekarang termasuk wilayah Kradenan. Diantara saudara-saudara beliau yaitu H. Mawardi, H. Sya’ban, H. Sausari, dan H. Khulari. Kyai Syafi’i mempunyai dua orang istri yaitu Ibu Shofiyah dan Ibu Munipah.

Awalnya Kyai Syafi’i mengaji kepada ayahnya sendiri yaitu KH. Abdul Majid (pendiri Masjid Jami Pringlangu, sekarang dikenal sebagai Masjid Jami’ Asy-Syafi’i). Setelah itu beliau nyantri di Pondok Pesantren Kempek Cirebon. Beliau kemudian dibawa ke Makkah oleh saudara dari H. Nahrowi, Kyai Syafi’i sendiri sejak kecil sudah diangkat anak oleh H. Nahrowi. Tak cukup sampai disitu, Kyai Syafi’i juga melanjutkan nyantri ke Pondok Kaliwungu dan Pondok Tebuireng.
Setelah pulang ke Pekalongan Kyai Syafi’i mengajar Tafsir Al-Qur’an di musholla di samping rumahnya serta mengajar juga di Masjid Pringlangu. Ketekunan dan konsisten dalam mengajar agama membuat Kyai Syafi’i kemudian terkenal. Santrinya pun sangat banyak. Pada masa itu, tentara Jepang masih menduduki wilayah Pekalongan. Salah seorang santri Kyai Syafi’i yang bernama Anwar warga Kandang Panjang mengatakan, pada masa itu semua pemuda giat mencari ilmu agama. Gemblengan Kyai Syafi’i begitu hebat sehingga manfaatnya masih bisa dirasakan hingga hari tuanya.   

Nama Kyai Syafi’i tidak bisa dilepaskan dari perjuangan mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Pekalongan. Sampailah pada suatu kabar bahwa Bung Karno dan Bung Hatta telah mengumumkan kemerdekaan Indonesia. Hal ini menimbulkan gejolak di masyarakat Pekalongan. Pemuda-pemuda Pekalongan kala itu bertekad untuk meminta Jepang secepatnya menyerah. Menurut penuturan Ken Raharja, Kyai Syafi’i ikut memelopori pengibaran bendera merah putih dalam sebuah upacara yang di pusatkan di Kajen pada akhir September 1945.
 
Kyai Syafi’i bersama Kyai Siraj dan sejumlah tokoh-tokoh lainya mendukung dikukuhkanya Mister Besar sebagai Residen Pekalongan oleh Presiden Soekarno. Untuk itulah, kemudian diadakan rapat di alun-alun Pekalongan. Tidak lama kemudian segera diumumkan kemerdekaan Indonesia dan secara resmi Jepang menyerahkan kekuasaannya pada Mister Besar pada hari Kamis 27 September 1945. Setelah itu pada hari Sabtu 29 September 1945, sekitar pukul 07.30 pagi diadakan pawai untuk menyambut kemerdekaan dengan diikuti ribuan orang dan barisan memanjang hingga mencapai 3 km.   

Tanggal 3 Oktober 1945 sehabis salat Subuh, ribuan orang dari Doro, Kedungwuni, Kajen, Wonopringgo, Pekajangan, dan Pekalongan sudah berada di halaman rumahnya. Mereka berkumpul dan meminta didoakan sebelum berangkat menuju markas kempetai. Usaha-usaha pengambilalihan kekuasaan dari tangan Jepang, tidak sepenuhnya berjalan mulus. Hal itu dikarenakan Jepang masih memegang kendali dan belum mau menyerahkan kekuasaan dan persenjataan miliknya.
Menurut Lukman Hakim warga Pringlangu Gg. 5, barisan pemuda mememuhi jalan dari depan rumah Pak Kyai Syafi’i hingga ke Bendo Buaran dan ke arah utara sampai di sekitar Medono. Setelah didoakan, mereka dengan membawa perlengkapan seadanya, kemudian mengepung markas kempetai di depan lapangan Kebon Rodjo yang sekarang Masjid Syuhada.
 
Para delegasi Pekalongan termasuk Kyai Haji Syafi’i berada di barisan depan sambil menunggu perwakilan Pekalongan berunding dengan pimpinan tentara Jepang. Almarhum Haji Jazuli warga Sampangan menceritakan Kyai Syafi’i tokoh yang tampil di barisan paling depan bersama para santrinya. Kyai Syafi’i bersama Kyai Siraj berupaya mengobarkan semangat jihad untuk mengusir penjajah Jepang dari tanah Pekalongan. Pertempuran tak seimbang itu menyebabkan 37 korban dan 12 lainnya luka-luka dari pihak pejuang Pekalongan. Namun, banyak pejuang kita yang menewaskan tentara Jepang, yang akhirnya angkat kaki dari wilayah Pekalongan. Semenjak itulah, Pekalongan pada tanggal 7 Oktober 1945 merupakan daerah di Indonesia yang terbebas dari belengu Jepang.
 
Kiprah Kyai Syafi’i kemudian berlanjut saat negara ini baru saja merdeka. Pada waktu itu pemerintahan baru berumur beberapa bulan harus menghadapi ujian dari gerombolan Tiga Daerah. Tiga Daerah ingin menguasai dan menganti elit birokrat dengan pemimpin baru mengatasnamakan pilihan rakyat. Kyai Syafi’i dan Kyai Siraj kemudian diutus oleh Residen R.M.Soeprapto untuk mengikuti pertemuan yang digagas oleh pemimpin Tiga Daerah di Pemalang. Dalam perjalanan dengan mobil menuju Pemalang kedua tokoh Pekalongan beberapa kali harus berhenti diperiksa oleh pengikut-pengikut Tiga Daerah yang bersenjatakan parang dan bambu runcing.
Ketika sampai di Pemalang, Kyai Syafi’i dan Kyai Siraj mendengarkan penjelasan salah satu tokoh Tiga Daerah, yaitu K. Mijaya. Kyai Syafi dan Kyai Siraj segera menarik kesimpulan bahwa gerombolan Tiga Daerah berhaluan komunis sehingga keduanya segera meninggalkan lokasi perundingan. Beruntung dalam waktu dekat TKR segera bertindak dan menangkap pelaku Tiga Daerah dan menyidangkanya di Pengadilan Negeri Pekalongan.
 
Setelah agresi militer Belanda kedua, perjuangan beliau berlanjut, salah satunya adalah merintis lahirnya Jam’iyah Nahdlatul Ulama di Kabupaten Pekalongan. Kyai Haji Syafi’i Abdul Majid juga berperan dalam bidang politik, yaitu lewat Partai Masyumi. Partai tersebut merupakan gabungan dari beberapa ormas Islam di Indonesia. Lewat Masyumi Kyai Syafi’i menjadi salah satu anggota DPRD Kabupaten Pekalongan pada pemilu pertama tahun 1955. Dalam bidang pemberdayaan ekonomi kerakyatan, kiprah Kyai Syafi’i diwujudkan lewat Koperasi Pembatikan Buaran.
 
Kiprah dari tokoh kita ini memang luar biasa, salah satunya adalah melahirkan gagasan yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Musabaqoh Tilawatil Qur’an Tingkat Nasional sekitar tahun 1950-an. Hanya sayangnya, gagasannya baru teralisir tahun 1968 setelah sahabatnya K.H. Muhammad Ilyas menjadi Menteri Agama. Selain itu, Kyai Syafi’i juga sangat berperan dalam perkembangan dunia pendidikan di Pekalongan Selatan, yaitu dengan pendirian pondok pesantren maupun sejumlah sekolah, diantaranya Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah (MII Pringlangu), SDI Buaran, SMP Islam Buaran (Komplek YPI Buaran), dan bersama KH. Akrom Khasani kemudian merintis Pondok Pesantren Buaran.
 
Kyai Syafi’i adalah teladan bagi masyarakat Pekalongan dan keluarganya. Abdul Hakim Kurniawan, salah seorang putra Kyai Syafi’i mengatakan bahwa ayahnya selalu menekankan kepada anak-anaknya dan sangat melarang mengunakan namanya untuk mencapai suatu tujuan. “Kyai Syafi’i selalu mengajarkan anaknya supaya mandiri. Ayah tidak senang jika anaknya mengunakan nama besarnya untuk meraih sesuatu,” ungkapnya.
Diantara ajaran Kyai Syafi’i yang disampaikan kepada para santrinya adalah untuk senantiasa menjaga kelestarian Al-Qur’an serta hidup bermasyarakat dengan tetap memegang teguh Al-Qur’an sebagai kendali dalam kehidupan.
Kyai Syafi’i wafat pada tahun 1982 M di Jakarta. Jenazah beliau dimakamkan di pemakaman belakang Masjid Jami’ Pringlangu Pekalongan. Haul Kyai Syafi’i diperingati setiap tanggal 11 Rabiul Awwal setiap tahunnya.
Sumber:
• Ensiklopedia Tokoh Pekalongan
• Buletin Atsar (Buletin MAS Simbang Kulon) Edisi 028/2015

Juni 07, 2016

KEISTIMEWAAN RAMADHAN (Fadhilah Sholat Tarawih Malam Pertama Hingga Malam Terakhir)

Dari Ali bin Abi Thalib ra bahwa dia berkata :  
Nabi Muhammad SAW ditanya tentang keutamaan-keutamaan tarawih di bulan Ramadhan.

Kemudian Beliau SAW menyampaikan :
Seorang Muslim yang melaksanakan Sholat Tarawih dari Malam Pertama hingga Malam Terakhir (Ke-29 atau 30), maka Fadhilah (Kebaikan) yg Allah SWT sediakan baginya pada tiap malam adalah:

1. Orang mukmin keluar dari dosanya pada malam pertama, seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.

2. Dan pada malam kedua, ia diampuni dan juga kedua orang tuanya (diampuni dosa-dosanya), jika keduanya mukmin.

3. Dan pada malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah ‘Arsy: “Mulailah beramal, karena ALLOH telah mengampuni dosamu yang telah lewat.”

4. Pada malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan (Al-Quran).

5. Pada malam kelima, ALLOH Ta’ala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, Masjid Madinah (Nabawi) dan Masjidil Aqsha.

6. Pada malam keenam, ALLOH Ta’ala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.

7. Pada malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa AS dan kemenangan Beliau atas Fir’aun dan Haman.

8. Pada malam kedelapan, ALLOH Ta’ala memberinya apa yang pernah ALLOH berikan kepada Nabi Ibrahin as

9. Pada malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada ALLOH Ta’ala sebagaimana ibadatnya Nabi Muhammad SAW

10. Pada Malam kesepuluh, ALLOH Ta’ala mengkaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.

11. Pada malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.

12. Pada malam keduabelas, ia datang pada hari kiamat sedang wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.

13. Pada malam ketigabelas, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.

14. Pada malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka ALLOH membebaskannya dari Hisab pada hari kiamat.

15. Pada malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.

16. Pada malam keenam belas, ALLOH tetapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam Surga.

17. Pada malam ketujuh belas, ALLOH berikan padanya pahala seperti pahala para Nabi.

18. Pada malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, “Hai hamba ALLOH, sesungguhnya ALLOH ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.”

19. Pada malam kesembilan belas, ALLOH mengangkat derajat-derajatnya dalam Surga Firdaus.

20. Pada malam kedua puluh, ALLOH memberikannya pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).

21. Pada malam kedua puluh satu, ALLOH membangunkan untuknya sebuah gedung dari cahaya.

22. Pada malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

23. Pada malam kedua puluh tiga, ALLOH membangunkan untuknya sebuah kota di dalam surga.

24. Pada malam kedua puluh empat, ia memperoleh 24 (duapuluh empat) doa yang dikabulkan.

25. Pada malam kedua puluh lima, ALLOH Ta’ala membebaskannya dari azab kubur.

26. Pada malam keduapuluh enam, ALLOH mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.

27. Pada malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati Shiroth pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.

28. Pada malam keduapuluh delapan, ALLOH mengangkat baginya 1000 (seribu) derajat dalam surga.

29. Pada malam kedua puluh sembilan, ALLOH memberinya pahala 1000 (seribu) haji yang diterima.

30. Dan pada malam ketiga puluh, ALLOH berfirman : 

“Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.”

Juni 04, 2016

NASEHAT MENJELANG BULAN SUCI RAMADHAN

Nasehat Menjelang Bulan Suci Ramadhan

Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang agung. Oleh sebab itu dalam menyambut bulan yang juga penuh berkah itu, umat islam sebaiknya mempersiapkan diri dengan baik.
“Kita akan menghadapi bulan Ramadan. Dalam bulan Ramadan itu ada meng-gladi, ibarat kawah candra dimuka,” demikian disampaikan Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam acara peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW di Ponpes Nahjul Hidayah Capgawen Utara Kedungwuni Timur, Senin malam (30/5).
Hal itu, katanya, agar umat Islam dalam menjalankan puasa di bulan Ramadan tidak sekadar terkesan beribadah secara lahir saja, namun juga secara batin, agar ibadah yang dilakukan dapat menyentuh dan membersihkan hati. “Artinya, agar puasa itu menyentuh jiwa,” katanya.
Beliau juga menyampaiakan bulan Ramadan akan menyentuh dan menjaga hati seseorang atau tidak, tergantung cara masing-masing orang tersebut dalam menata niat kemudian menyikapinya.
Oleh Sebab beribadah itu merupakan perbuatan secara lahir maupun batin, sama halnya dengan wudhu, apabila hanya diniati untuk sekedar membersihkan wajah, otomatis wajahnya saja yang akan bersih.
Namun apabila berwudhu diniati sungguh-sungguh secara lahir batin, Insya allah disamping wajahnya bersih, hati seseorang juga ikut bersih pula.
“Itu tergantung kita. Wudhu itu kalau tujuannya membersihkan wajah saja, ya wajahnya tok yang bersih. Tapi kalau (diniati, red) bisa membersihkan hati, hatinya akan ikut bersih,” sambungnya.
Sementara itu Beliau mengimbau kepada para jamaah yang hadir supaya menjaga kesucian bulan Ramadan dengan hati dan fikiran yang bersih. Salah satunya dengan cara menjauhkan mata, lidah, dan telinga dari hal-hal yang akan mengotori bulan Ramadan.
Disamping itu menurutnya, tidak menutup kemungkinan adanya oknum yang ingin merusak harapan Islam dan bangsa kedepan kepada generasi muda untuk mnjawab tantangan zaman, sekaligus menghalangi kekhusyukan umat Islam melaksanakan ibadah di bulan puasa melalui beragam cara, seperti peredaran narkoba dan adudomba umat.
Oleh sebab itu Beliau berpendapat, siapa saja orang yang menghindari narkoba, atau membantu aparat penegak hukum seperti TNI dan Polri dalam memerangi narkoba, berarti orang tersebut sedang melakukan tidakan dari bela negara.
Terkait dengan menjaga kesucian bulan ramadan yang seyogyanya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi setiap orang. Habib juga menyinggung perihal tradisi koprekan yang biasanya dilakukan oleh anak-anak muda tanpa peduli akan keindahan bunyi dan irama.
Hingga akhirnya justru malah mengganggu masyarakat yang sedang beristirahat.


Maka dari itu Beliau juga mengimbau para jamaah yang hadir, agar mereka jangan sampai menjadikan koprekan sebagai kebiasaan yang mengganggu, namun justru menjaga keindahan salah satu kearifan lokal tersebut dengan cara berkoprean yang bagus.
Sumber : www.radakpekalongan.com

Juni 03, 2016

KENAPA TERJADI PASANG SURUT AIR LAUT?

Pasang surutnya air laut erat kaitannya dengan bulan. Bulan dan bumi memiliki gravitasinya masing-masing. Kedua gaya gravitasi ini ternyata saling memengaruhi satu sama lain. Antara pusat bumi dan pusat bulan terjadi gaya saling tarik menarik akibat gravitasi tersebut. Gaya ini mengakibatkan bumi sedikit tertarik ke arah bulan. Inilah yang mendasari terjadinya pasang surut air laut. Kondisi saat air laut naik disebut pasang naik. Kondisi ini terjadi dua kali, yaitu pada saat bulan purnama dan bulan baru.
Di belahan bumi yang mengalami bulan purnama, jarak antara air laut dan pusat bulan lebih dekat daripada jarak antara pusat bumi dengan pusat bulan. Akibatnya, gravitasi bulan menarik air laut lebih kuat daripada bumi. Ini mengakibatkan air laut sedikit menggembung terhadap permukaan bumi dan jadilah pasang naik. Sebaliknya, di belahan bumi yang mengalami bulan baru, jarak air laut dan pusat bulan lebih jauh daripada jarak antara pusat bumi dengan pusat bulan. Akibatnya, gravitasi bulan menarik bumi lebih kuat daripada air laut di bagian tersebut. Ini mengakibatkan air laut juga sedikit menggembung terhadap permukaan bumi dan jadilah pasang naik. Sedangkan kondisi saat air laut turun disebut pasang surut. Kapan kondisi ini terjadi? Tentu saja saat bukan bulan purnama maupun bulan baru.
Penggembungan air di bagian yang mengalami bulan purnama dan bulan baru tentu saja mengambil jatah air dari belahan bumi lainnya. Karena itulah di belahan bumi lainnya terjadi pasang surut. Pasang surut terbanyak terjadi saat bulan separuh, karena pada saat bulan separuh, bagian bumi tersebut berada tepat di tengah bagian yang mengalami bulan purnama dan bulan baru.
Sumber : Sains.Me

Mei 19, 2016

MEMAKNAI HARI KEBANGKITAN NASIONAL

Hari Kebangkitan Nasional merupakan momentum tonggak sejarah dalam perjalanan sejarah bangsa Ini. Kebangkitan Nasional merupakan masa bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia yang selama masa penjajahan semangat kebangkitan nasional tidak pernah muncul hingga berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Momentum Hari Kebangkitan Nasional harus menjadi bahan renungan bagi generasi muda. Karena yang dinamakan ‘bangkit’ disini adalah mencapai seluruh aspek kehidupan, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, mental, sosial dan budaya, serta banyak hal lainnya yang mendukung untuk tercapainya kemajuan bangsa.
Untuk memaknai Hari Kebangkitan Nasional ini, memang sebaiknya dimulai dari diri sendiri dengan memperbaiki diri menjadi lebih baik. Jika generasi muda tidak bisa memaknai Hari Kebangkitan Nasional ini dengan berusaha menjadi lebih baik, maka kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara akan semakin terpuruk, dengan terlihat dari kebodohan, kemiskinan, angka pengangguran yang makin meningkat. Ini artinya, pesan pejuang untuk bangkit dari keterjajahan yang sesungguhnya belum tercapai.
Hari Jumat kliwon 20 Mei 2016 merupakan Hari Kebangkitan Nasional berdasarkan sejarah. Akankah hanya dijadikan seremonial belaka atau sekadar apresiasi terhadap jasa para pahlawan pada waktu itu? Ataukah akan dimaknai bahwa hari ini dan selanjutnya negeri ini harus bangkit untuk memperbaiki sistem pendidikan yang akan melahirkan generasi cerdas dan bermoral.
#Selamat Hari Kebangkitan Nasional ke 108 tahun 2016.

Mei 11, 2016

SITI RAHMANI RAUF PENCIPTA METODE BACA "INI BUDI" MENINGGAL DUNIA

Dunia pendidikan di tanah air berduka. Penggiat pendidikan dan pencipta metode baca "INI BUDI" yaitu Siti Rahmani Rauf meninggal dunia,  "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un....". Beliau meninggal pada Selasa (10/5/2016) sekitar pukul 21.20 WIB di rumahnya di Jalan Jati Petamburan I, No 8 RT 002/01, Jakarta Pusat.

Yah... kalau Anda seorang siswa di era kurang lebih tahun 80 atau 90an  tentu masih ingat dan masih terngiang di telinga kalimat-demi kalimat "ini budi, ini ibu budi, ini bapak budi, ini kakak budi, ini adik budi, dan seterusnya, dari zaman kakak kakak sampai adik kita mungkin pernah belajar membaca dengan metode dan buku yang sama. 

Beliau meninggal dalam usia 97 tahun, meninggalkan 6 orang anak, 3 anak laki-laki dan 3 anak perempuan, Almarhumah di sholatkan di Masjid Al Istiqomah yang tidak jauh dari kediamannya dan dikebumikan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat.

Semoga amal beliau dapat diterima disisiNya, segala dosa dapat diampuni. amin....

April 25, 2016

ASURANSI MENURUT ISLAM



Pengertian Asuransi dan Macamnya

Menurut KUHP pasal 246 “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena: suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan diderita karena sesuatu yang tak tertentu”

Macam-Macam Asuransi

a.    Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung yang menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana terjadi karena bencana atau bahaya terhadap mana pertanggungan ini diadakan, baik kerugian itu berupa kehilangan nilai pakai, kekurangan nilainya, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung.

Sifat Asuransi Kerugian
Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung kalau selama jangka waktu perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya yang dipertanggungkan.

b.    Asuransi jiwa adalah perjanjian tentang pembayaran uang dengan nikmat dari premi dan yang berhubungan dengan hidup atau matinya seseorang termasuk juga perjanjian asuransi kembali uang dengan pengertian catatan dengan perjanjian dimaksud tidak termasuk perjanjian asuransi kecelakaan (yang masuk dalam asuransi kerugian) berdasarkan pasal I. a. Bab I. Staatbload 1941 – 101.

Sifat Asuransi Jiwa (yang mengandung SAVING)
Penanggung tetap akan mengembalikan jumlah uang yang diperjanjikan, kepada tertanggung;
1)      Kalau tertanggung meninggal dalam masa berlaku perjanjian, atau
2)      Pada saat berakhirnya jangka waktu perjanjian keperluannya suka rela.

c.     Asuransi Sosial adalah asuransi yang memberikan jaminan kepada masyarakat dan diselenggarakan oleh pemerintah, yaitu; Asuransi kecelakaan lalu lintas (Jasa Raharja), Asuransi TASPEN, ASTEK, ASKES, ASABRI.

Sifat Asuransi Sosial
Dapat bersifat asuransi kerugian, atau dapat bersifat asuransi jiwa.


Hukum Asuransi

1.       Asuransi Sosial
Asuransi sosial diperbolehkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1.1. Asuransi sosial tidak termasuk akad mu’awadhah, tetapi merupakan syirkah ta’awuniyah.
1.2. Diselenggarakan oleh pemerintah, sehingga kalau ada ruginya ditanggung oleh pemerintah, dan kalau ada untungnya dikembalikan untuk kepentingan masyarakat.
2.       Asuransi Kerugian
Asuransi kerugian diperbolehkan dengan syarat apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
2.1. Apabila asuransi kerugian tersebut merupakan persyaratan bagi obyek-obyek yang menjadi agunan bank.
2.2. Apabila asuransi kerugian tersebut tidak dapat dihindari, karena terkait oleh ketentuan-ketentuan pemerintah, seperti asuransi untuk barang-barang yang diimport dan dieksport.
3.       Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa hukumya haram kecuali apabila memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
3.1. Apabila asuransi jiwa tersebut mengandung unsur saving (tabungan).
3.2. Pada waktu menyerahkan uang premi, pihak tertanggung berniat untuk menabung untungnya pada pihak penanggung (perusahaan asuransi).
3.3. Pihak penanggung berniat menyimpan uang tabungan  milik pihak tertanggung dengan cara-cara yang dibenarkan/dihalalkan oleh syariat agama Islam.
3.4. Apabila sebelum jatuh tempo yang telah disepakati bersama antara pihak tertanggung dan pihak penanggung seperti yang telah disebutkan dalam polis (surat perjanjian), ternyata pihak tertanggung sangat memerlukan (keperluan yang bersifat darurat) uang tabungannya, maka pihak tertanggung dapat mengambil atau menarik kembali sejumlah uang simpanannya dari pihak penanggung dan pihak penanggung berkewajiban menyerahkan sejumlah uang tersebut kepadanya/tertanggung.
3.5. Apabila pada suatu ketika pihak tertanggung terpaksa tidak dapat membayar uang premi, maka:
3.5.1.  Uang premi tersebut menjadi utang yang dapat diangsur oleh pihak tertanggung pada waktu-waktu pembayaran uang premi berikutnya.
3.5.2.  Hubungan antara pihak tertanggung dan pihak penanggung dinyatakan tidak putus.
3.5.3.  Uang tabungan milik pihak tertanggung tidak dinyatakan hangus oleh pihak penanggung.
3.5.4.  Apabila sebelum jatuh tempo pihak tertanggung meninggal dunia, maka ahli warisnya berhak untuk mengambil sejumlah uang simpanannya, sedang pihak penanggung berkewajiban mengembalikan sejumlah uang tersebut.


Dari buku : Solusi Problematika Aktual Hukum Islam

Niat Zakat Fitrah

N iat adalah i'tikad tanpa ragu untuk melaksanakan sebuah perbuatan. Meski niat adalah urusan hati, melafalkannya (talaffudh) dianjurkan...